Bukan hal yang asing lagi mengenai kasus pandemi Covid-19 yang merupakan kasus global yang menyebabkan terkendalanya aktivitas di b...

Kebijakan Copot Masker, Siapkah Indonesia Lepas Cengkraman Virus Troublemaker?

   


    Bukan hal yang asing lagi mengenai kasus pandemi Covid-19 yang merupakan kasus global yang menyebabkan terkendalanya aktivitas di berbagai sektor selama beberapa tahun terakhir. Namun di tahun 2022 ini, kasus Covid-19 sudah tidak lagi menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat Indonesia. Hal tersebut dikarenakan angka kasus Covid-19 telah mengalami penurunan yang signifikan jika dilihat dari akhir Januari tahun 2022.


Bagaimanakah perkembangan kasus Covid 19 saat ini? 

    Dilihat dari update data Covid 19 per 19 Mei 2022 terjadi penambahan sebanyak 318 kasus terkonfirmasi dan ada 3.766 kasus aktif Covid-19. Jumlah ini didapatkan setelah terjadi penurunan sebanyak 78 kasus aktif dalam 24 jam terakhir. Sementara itu, secara kumulatif jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia telah mencapai 6.051.850 hingga Kamis, 19 Mei 2022. Jumlah tersebut didapatkan setelah ada penambahan sebanyak 318 kasus baru dalam 24 jam terakhir. Lalu, untuk kasus kesembuhan Covid-19 bertambah 384, maka totalnya menjadi 5.891.574. Disisi lain, tercatat 12 kasus kematian akibat Covid-19. Dengan penambahan itu maka secara total telah ada 156.510 kasus kematian selama pandemi berlangsung (Kompas.com). Dari data tersebut dapat dilihat bahwa telah terjadi penurunan kasus Covid-19 dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.


Kebijakan Apa sih yang Diambil Pemerintah Saat ini?

    Dengan data penurunan angka Covid-19 tersebut, Pemerintah mulai menerapkan kebijakan baru salah satunya mengenai penggunaan masker di Indonesia. Pemerintah memutuskan untuk melakukan pelonggaran pemakaian masker untuk aktivitas di ruangan terbuka yang tidak padat orang. Selain itu, pemerintah juga menghapuskan kewajiban menunjukkan hasil tes Covid-19 bagi pelaku perjalanan domestik dan luar negeri yang telah divaksin Covid-19 dosis lengkap (DeskJabar, 17 Mei 2022). Disiarkan langsung via saluran Youtube Sekretariat Presiden berisikan “Jika masyarakat sedang beraktivitas di luar ruangan atau di area terbuka yang tidak padat orang, maka boleh untuk tidak menggunakan masker,” ujar Jokowi. Akan tetapi, bagi masyarakat yang masuk kategori rentan, lansia, yang memiliki penyakit komorbid serta yang sedang mengalami batuk dan pilek, Presiden Jokowi tetap menyarankan untuk menggunakan masker saat beraktivitas.


Indonesia Masuk ke Fase Endemik?

    Selama dua tahun terakhir pandemik Covid-19 penggunaan masker diwajibkan sebagai protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19 di Indonesia. Kewajiban ini sejak awal April 2020 silam. Dan kini pemerintah sudah mempersiapkan skenario penanganan Covid-19 di RI dari pandemik menjadi endemik. Contohnya memperbolehkan mudik tahun 2022. Selain itu Muhadjir Effendy menyebutkan Indonesia secara de facto sudah menuju ke endemik Covid-19. Muhadjir mengatakan kondisi ini berdasarkan Covid-19 di Indonesia. Diantaranya angka kasus aktif, positivity rate, tingkat okupansi rumah sakit, dan angka kematian yang rendah. Muhadjir menuturkan transisi pandemik ke endemik ini dipertaruhkan setelah libur idul fitri tahun ini. Menurutnya, jika pasca idul fitri tidak ada penambahan kasus signifikan, maka Covid-19 di Indonesia segera menjadi endemik.

    Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Zubairi Djoerban juga mengatakan bahwa tidak lama lagi Indonesia akan segera memasuki fase endemik yaitu fase dimana patogen penyebab penyakit, dalam hal ini SARS-CoV-2, akan tetap beredar tetapi tidak akan menyebabkan wabah besar seperti dua tahun terakhir. Salah satu contoh penyakit endemik adalah flu yang disebabkan virus influenza.


Tanggapan dari Berbagai Pihak

    Setelah ditetapkannya kebijakan baru mengenai kelonggaran pemakaian masker di Indonesia tentunya menuai pro kontra atau tanggapan dari berbagai pihak, salah satunya ada Pakar Epidemiologi. Pakar epidemiologi dari Griffith University Australia, Dicky Budiman menanggapi kebijakan presiden Joko Widodo yang memperbolehkan beraktivitas di luar ruangan tanpa mengenakan masker. Dicky menyatakan bahwa manfaat masker itu banyak bukan hanya untuk Covid-19, dapat juga polusi serta sekarang ini yang sedang marak seperti kasus hepatitis. Dicky juga menyatakan bahwa jika berbicara kebijakan melonggarkan, boleh saja dilakukan, namun harus disertai dengan literasi yang kuat dan efektif. Tujuannya adalah untuk membangun persepsi risiko sehingga masyarakat dapat menentukan mana yang harus memakai masker dan mana yang tidak. Selain itu, Dicky menyampaikan bahwa sebaiknya tetap memakai masker kecuali ketika berkumpul dengan orang yang dikenal yang status vaksinasi, imunitas, dan risikonya sudah tahu (Tempo.co).

    Tanggapan lainnya juga diberikan oleh Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Zubairi Djoerban setuju dengan kebijakan Presiden Joko Widodo untuk melonggarkan pemakaian masker di ruang terbuka. Meski begitu, sang profesor juga mengatakan bahwa mandat tersebut bukan berarti menghentikan masyarakat dari memakai masker. Menurutnya, masyarakat sudah seharusnya memiliki kesadaran tentang pola hidup sehat, dengan memakai masker sebagai bentuk pencegahan infeksi yang efektif (Suara.com).

    Kemudian, Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Indonesia (UI) Eko Sakapurnama mengatakan, kebijakan terbaru tersebut harus dijalankan secara hati-hati. Sebab, kata Eko, belum ada satu negara pun yang mendeklarasikan diri bebas dari pandemi Covid-19, termasuk Indonesia. "Ini sebenarnya harus hati-hati, ya karena pandemi belum berakhir sepenuhnya," kata Eko saat dihubungi Liputan6.com, Rabu 18 Mei 2022.

Berbeda dari tanggapan tokoh-tokoh tinggi Indonesia, tanggapan generasi muda justru banyak yang merasa nyaman memakai masker dan malah enggan kalau tidak memakainya. Beberapa  dikutip dari  twitter, mereka berkomentar seperti berikut.

“Sudah nyaman pakai masker Pak :/”

“Tetap pakai masker soalnya kalo buka masker berasa buka aurat”

“Ada hepatitis gais, ttp pakai ajaya maniez lagian bisa membuat gudluking jg masker mah”

“Malu kalo ga pake masker, keliatan banget ni muka”

“Aku tidak akan membiarkan kalian melihat mukaku yang kek oncom ini. Jadi gue tetep milih pake masker :v”

….

Dan masih banyak lagi tanggapan anak muda Indonesia yang menyatakan kalau akan tetap memakai masker karena sudah terlanjur nyaman dan merasa aneh apabila tidak memakainya. Mayoritas alasan mereka juga agar terlihat good looking dan menutupi wajah mereka karena kurang percaya diri.


Kalo Penggunaan Masker Terus Berlanjut, Limbahnya Gimana ya?

    Pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung selama empat tahun ini tentunya tidak terlepas dari penggunaan masker. Setiap beraktivitas di tiap harinya dapat menghabiskan beberapa masker. Dengan penggunaan yang dilakukan secara terus menerus akan menyebabkan penumpukan limbah. Limbah masker tersebut bukan hanya menjadi gunungan sampah, tetapi juga menjadi sumber penularan berbagai penyakit seperti flu, batuk, demam, hingga penularan virus corona yang sedang marak dibicarakan dunia.

     Limbah masker masuk ke dalam kategori limbah domestik, sehingga perlakuan pengelolaannya sama dengan pengelolaan limbah domestik sesuai Undang­ Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Ada beberapa tahapan dan cara bagaimana mengelola masker yang telah dipakai agar tidak menjadi media penularan virus, terutama virus penyebab Covid-19. Langkah-langkah berikut ini dapat mengurangi risiko kesehatan akibat cara pembuangan masker bekas pakai.

  1. Mengumpulkan Masker bekas pakai
  2. Desinfeksi
  3. Merubah bentuk
  4. Membuang ke tempat sampah domestik
  5. Cuci tangan

       Dengan adanya kebijakan baru pelonggaran penggunaan masker, apakah kalian setuju? Terus kalau penggunaan masker masih terus berlanjut, kira-kira gimana ya limbahnya? Dan apakah Indonesia akan menuju ke fase endemik?


Sumber:

https://www.google.com/amp/s/www.cnnindonesia.com/nasional/20220517164118-20-797640/jokowi-izinkan-masyarakat-lepas-masker-di-ruang-terbuka

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://news.detik.com/berita/d-6081856/pernyataan-lengkap-jokowi-bolehkan-lepas-masker-di-outdoor

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://metro.tempo.co/amp/1592646/meski-jokowi-longgarkan-epidemiolog-ingatkan-manfaat-masker-buat-warga-jakarta

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.cnbcindonesia.com/news/20220517171322-4-339601/jokowi-izinkan-warga-lepas-masker-ini-penjelasan-lengkapnya

https://www.suara.com/health/2022/05/18/141903/ketuga-satgas-covid-19-idi-setuju-kebijakan-kelonggaran-pakai-masker-optimis-indonesia-masuk-fase-endemik

https://www.sonora.id/read/423287141/tanggapan-ahli-soal-kelonggaran-penggunaan-masker-kebijakan-ini-tepat

https://www.liputan6.com/news/read/4965674/sederet-tanggapan-berbagai-pihak-usai-jokowi-longgarkan-aturan-masker

https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20220412/4539638/pandemi-covid-19-di-indonesia-membaik

https://nasional.kompas.com/read/2022/05/19/16213351/update-19-mei-3766-kasus-aktif-covid-19-di-indonesia

https://deskjabar.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-1134500166/pandemi-semakin-terkendali-pemerintah-longgarkan-kebijakan-pemakaian-masker-bagi-masyarakat

https://news.detik.com/berita/d-6083920/aturan-lepas-masker-kapan-dan-di-mana-boleh-tak-pakai

https://infeksiemerging.kemkes.go.id/warta-infem/begini-cara-kelola-limbah-masker-di-masyarakat-untuk-cegah-penularan-covid-19

 

0 comments: