Beberapa waktu yang lalu trending berita tentang Kampus Asing yang didirikan di Indonesia. Berita ini masuk trending di twitter dengan tagar #TolakKampusAsing. Hal ini merujuk pada Monash University yang merupakan kampus asing pertama di Indonesia. Terkait hal ini banyak pro dan kontra dari warga twitter. Yuk kita bahas apa sih sebenarnya Monash University itu?
Apa itu Monash University?
Monash University Indonesia adalah kampus asing pertama di Indonesia resmi beroperasi. Kampus Monash University Indonesia berlokasi di Green Office Park 9, Bumi Serpong Damai (BSD) City, Tangerang Selatan. Sebagai universitas internasional pertama di Indonesia, Monash University, Indonesia akan berkolaborasi dan bekerja sama dalam penelitian bersama dengan komunitas akademik Indonesia dan lembaga pengembangan keterampilan profesional untuk para lulusan mahasiswa serta untuk bidang industri.
Dilansir dari kompas.com, Monash University Indonesia menerima surat izin beroperasi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud). Hal itu sekaligus mengumumkan status badan hukum resminya untuk beroperasi sebagai perguruan tinggi asing pertama yang memiliki kampus di Indonesia. Mendikbud Nadiem Makarim menyambut baik langkah pendirian kampus Monash University di Indonesia. Langkah itu juga memberikan dampak yang baik bagi penguatan sistem pendidikan di Indonesia.
"Kehadiran Monash merupakan dukungan sekaligus bentuk akselerasi terhadap pendidikan di Indonesia. Hal ini juga menjadi perwujudan eratnya hubungan Indonesia-Australia dalam lingkup sosial, ekonomi dan teknologi," ungkap Nadiem dalam siaran pers yang diterima media, Rabu (2/12/2020).
President & Vice-Chancellor Monash University, Margaret Gardner AC mengatakan, peresmian badan hukum dan penerimaan surat izin operasi tersebut merupakan langkah penting untuk meneruskan komitmen Monash University dalam membangun kampus pertama di Indonesia.
"Kampus Monash University Indonesia yang akan beroperasi pada 2021, akan memperluas kehadiran internasional kami, menciptakan kolaborasi riset global, sekaligus memungkinkan mendorong program pengembangan kapasitas profesional dan menghadirkan kesempatan komersial di Industri," kata Gardner. Tantia juga mengungkapkan sebagai kampus asing pertama yang beroperasi di Indonesia, Monash University Indonesia akan mendorong kolaborasi riset dan kemitraan dengan komunitas akademisi, menghadirkan program pengembangan profesional lanjutan untuk para mahasiswa pascasarjana dan menciptakan berbagai peluang kemitraan komersial untuk industri.
Apa saja jurusan yang ada di Monash University?
Monash University Indonesia ini menawarkan empat jurusan program pascasarjana yang terdiri dari Sains Data (Data Science), Kebijakan dan Manajemen Publik (Public Policy and Management), Desain Perkotaan (Urban Design), dan Inovasi Bisnis (Business Innovation).
Dikutip dari halaman web Monash University Indonesia, berikut penjelasan mengenai jurusan dan biaya kuliah yang harus kamu siapkan.
1. Sains Data (Data Science)
Dalam jurusan ini kamu akan mempelajari beberapa topik, seperti analisis statistik dan eksplorasi, format dan bahasa data, pemrosesan kumpulan mahadata (big data), pengelolaan data beserta perannya, dan dampak dalam organisasi masyarakat.
2. Kebijakan dan Manajemen Publik (Public Policy and Management)
Kebijakan dan Manajemen Publik adalah bidang studi yang memberdayakan lulusan dengan pemahaman tentang bagaimana pemerintah dan kebijakan publik bekerja di setiap tingkatnya.
3. Desain Perkotaan (Urban Design)
Desain Perkotaan merupakan bidang studi yang mencakup ekonomi, teknik, ilmu lingkungan, geografi, pembangunan internasional, dan berbagai bidang lain yang menginformasikan dan berdampak pada perencanaan kota serta pembangunan berkelanjutan yang layak huni.
4. Inovasi Bisnis (Business Innovation)
Jurusan Inovasi Bisnis menawarkan kerangka kerja yang diambil dari manajemen, pemasaran, keuangan dan ekonomi untuk melengkapi keterampilan yang dibutuhkan dalam memajukan potensi pertumbuhan Indonesia.
Yuk kita simak beberapa pendapat dari dosen kampus di Indonesia!
Menurut Dr. Agus Suwignyo, dosen sejarah di Fakultas Ilmu Budaya UGM, operasional kampus asing di Indonesia sudah memungkinkan dilakukan terutama sejak ditandatanganinya kesepakatan GATT (General Agreement on Tariffs and Trade) pada tahun 1994. Dihubungi Tirto lewat telepon pada Sabtu (19/12/2020), Agus mengaku tidak terlalu khawatir dengan kompetisi dari Monash karena mereka kelak punya segmen tersendiri di tanah air. Akan tetapi, ia mengamati satu keberatan yang muncul di ranah publik terkait kehadiran kampus asing. Isu pendidikan sangatlah kompleks, yang bisa ditarik sampai tahun 1940-an, ketika pendidikan tinggi di Indonesia erat asosiasinya sebagai lembaga buatan pemerintah kolonial. Agus menjelaskan, setelah pemerintah Indonesia berhasil mendirikan universitas—contohnya UGM—kampus negeri pun lahir sebagai simbol dekolonisasi.
Hadirnya Monash sebagai kampus asing pertama di Indonesia membuka kembali diskusi tentang institusi pendidikan yang mulanya berkembang dari semangat melawan kolonialisme. Di sisi lain, sumbangsih dari Monash terhadap masyarakat Indonesia menjadi perhatian Edi Subkhan M. Pd., dosen Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang. Ketika dihubungi Tirto pada Sabtu (19/12/2020) Edi berharap Monash nantinya tidak hanya mencetak lulusan-lulusan berkompeten, namun juga turut berkontribusi memecahkan persoalan aktual di Indonesia.
Arah riset dan kurikulumnya, menurut Edi, jangan sampai mengabaikan nilai-nilai, tradisi, dan cara pandang bangsa, supaya “tidak kontradiktif dengan semangat membangun kehidupan masyarakat Indonesia yang dijiwai oleh semangat Pancasila”. Masih terkait dengan pandangan tentang makna Monash bagi Indonesia, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM, Prof. Erwan Agus Purwanto, menyampaikan kepada Tirto (19/12/2020) bahwa kehadiran institusi baru yang menawarkan program studi dengan pelayanan dan mutu lebih baik dapat mendorong universitas kita untuk berbenah. Tanpa pesaing yang menuntut kemajuan, menurut Erwan, kampus-kampus dalam negeri cenderung terlena dalam zona nyaman. Erwan juga menilai kehadiran Monash bisa menjadi “wake-up call” bagi pemerintah, termasuk lembaga-lembaga akreditasi di Indonesia, agar lebih memberikan fleksibilitas bagi PTN berstatus badan hukum, yang selama ini kerap terganjal oleh alur birokrasi ketika ingin membuka prodi baru, mengelola keuangan, sampai mengangkat staf dosen dan profesor.
Pro dan kontra dari masyarakat
Masyarakat Indonesia turut mengomentari tentang peresmian kampus asing pertama di Indonesia. Beberapa masyarakat setuju dengan didirikannya kampus asing tersebut. Menurut mereka dengan didirikannya kampus asing di Indonesia, maka orang orang tidak perlu pergi ke luar negeri untuk kuliah di kampus asing. Ada juga yang mengatakan bahwa kampus asing merupakan acuan bagi perguruan tinggi lokal untuk berbenah agar mutu dan output mahasiswanya siap pakai bukan siap demo. Dan tentunya Sebagian masyarakat Indonesia juga memiliki kontra akan hal tersebut. Menurut mereka semurah-murahnya kuliah di universitas asing, biayanya tetap mahal bagi penduduk pribumi, terutama kalangan bawah. Tujuan peningkatan daya saing mahasiswa dan pengembangan riset seolah pemanis bibir semata. Keberadaan kampus-kampus asing tak lain demi keuntungan pribadi saja. Selain itu juga ada yang berpendapat bahwa masuknya kampus asing akan menjadi jalan mulus bagi Barat untuk mengubah negeri ini.
Lalu, bagaimana pendapat kalian tentang diresmikannya Monash University sebagai kampus asing pertama di Indonesia? Apakah kalian setuju atau malah sebaliknya?
https://www.detik.com/edu/perguruan-tinggi/d-5752610/monash-university-kampus-asing-pertama-di-indonesia-resmi-dibuka
https://www.kompas.com/edu/read/2020/12/03/131237371/dapat-izin-nadiem-monash-university-buka-kampus-di-indonesia?page=all
https://www.detik.com/edu/perguruan-tinggi/d-5753961/segini-biaya-kuliah-di-kampus-asing-pertama-monash-university-indonesia
https://tirto.id/monash-buka-cabang-indonesia-apa-plus-minus-kampus-asing-f8m1
https://www.kalderanews.com/2021/10/tagar-tolak-kampus-asing-trending-topic-ada-apa-ini-ya-simak-pro-dan-kontranya/
0 comments: