Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) dan Program Pangan Dunia (WFP) mengeluarkan peringatan keras kepada berbagai penyebab krisis pang...

Dunia Dihantui Krisis Pangan, Jokowi Pastikan Indonesia Aman

    Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) dan Program Pangan Dunia (WFP) mengeluarkan peringatan keras kepada berbagai penyebab krisis pangan yang membayangi banyak negara. Melansir fao.org, FAO dan WFP menyatakan kelaparan akut akan terjadi di 20 titik panas. FAO menjelaskan bahwa krisis pangan merupakan kondisi ketika bahaya pangan akut dan malnutrisi menjaring meningkat tajam. Dampaknya mulai dari skala nasional hingga pada tingkat internasional.

    Banyak negara yang terkena krisis pangan. Laporan Global Overview of Food Crises  menyebutkan, Republik Kongo menjadi negara dengan darurat krisis pangan terbesar. Sebanyak 5,7 juta atau 9% penduduk di Republik Kongo mengalami darurat krisis pangan.

    Afganistan berada di posisi kedua karena ada 4,3 juta orang atau 14% dari total populasi yang mengalami darurat krisis pangan. Yaman di urutan ketiga dengan 3,6 juta penduduk atau 12% dari total populasi mengalami darurat krisis pangan. Sebanyak 16,5 ribu penduduk Yaman bahkan dalam tahap bencana krisis pangan.

    Sudan berada di urutan keempat dengan penduduk yang darurat krisis pangan sebanyak 2,2 juta atau 5% dari total populasi. Sementara, Sudan Selatan berada di bawahnya dengan jumlah 1,7 juta penduduk atau 15% dari total populasi.

Kenapa Bisa Terjadi?

    Krisis pangan dapat terjadi karena berbagai hal. Yang pertama, karena adanya keterlambatan dalam memproduksi pangan. Hal ini biasanya terjadi karena perubahan cuaca secara drastis dan tak menentu. Sehingga hal ini mengakibatkan kebutuhan pangan yang harusnya dapat terpenuhi tepat waktu, mengalami kemoloran.

    Lalu, krisis pangan dapat terjadi karena adanya kelangkaan dan kenaikan bahan baku industri. Akibatnya, kondisi ini akan memperburuk krisis pangan seiring berjalannya waktu. Selain itu, konflik antar negara ternyata juga dapat menyebabkan krisis pangan. Hal ini lantaran adanya pemblokadean pada jalur-jalur, baik jalur darat maupun laut, yang digunakan untuk mendistribusikan pangan.

Dampak Adanya Krisis Pangan Global

    Krisis global memberikan dampak yang begitu besar di masyarakat. Dampak yang paling kentara adalah adanya kelaparan. Dengan keterbatasan pangan yang beredar, jelas tidak akan mencukupi kebutuhan pangan semua masyarakat. Hal ini memicu terjadinya kelaparan massal yang jika berkepanjangan akan menimbulkan berbagai gangguan kesehatan. 

    Selanjutnya, krisis pangan juga menimbulkan kelangkaan pangan. Kelangkaan ini menyebabkan harga terus melonjak, hal ini menunjukkan krisis pangan dapat memengaruhi roda perekonomian suatu negara. Selain itu, melonjaknya harga pangan ternyata juga akan memicu terjadinya konflik yang akhirnya mempengaruhi roda perpolitikan.

    Jika sudah seperti ini, jalan satu-satunya adalah mengimpor kebutuhan pangan dari negara tetangga. Sekali dua kali melakukan impor tidaklah apa, tapi jika terus menerus melakukan impor maka hal ini yang bahaya. Karena ini artinya kita menjadi ketergantungan dengan negara lain dan tidak ada inisiatif untuk memproduksi sendiri. 

Cara Masyarakat Mengatasi Krisis Pangan Global

    Indonesia sekarang ini sedang dilanda krisis pangan, salah satunya melonjaknya harga-harga pangan, apalagi sekarang gandum, maka kita harus genjot produksi pangan lokal. Selain mendukung produksi pangan lokal, dalam menjaga ketahanan pangan di Indonesia pada masa Krisis Pangan Global ini, masyarakat juga harus menerapkan keamanan pangan dalam menkonsumsinya. Masyarakat perlu menerapkan keamanan pangan dalaman mengkonsumsi makanan karena kalau tidak akan berdampak terhadap tumbuh kembang anak atau sunting.

    Selain itu, presiden berharap agar para petani tidak hanya memproduksi komoditas pertanian yang dikonsumsi masyarakat, tetapi juga komoditas pertanian yang masuk pasar ekspor. Tidak hanya bergantung pada komoditas beras, Kepala Negara juga mendorong diversifikasi pertanian seperti jenis-jenis bahan pangan.

Cara Pemerintah Mengatasi Krisis Pangan Global

    Presiden Joko Widodo menegaskan komitmen Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional dalam menghadapi ancaman krisis pangan global, menjamin ketercukupan pangan di dalam negeri, dan sekaligus memberikan kontribusi bagi kecukupan pangan dunia. Komitmen tersebut disampaikan Presiden Jokowi usai menerima Penghargaan Sistem Pertanian-Pangan Tangguh dan Swasembada Beras Tahun 2019-2021 melalui Penggunaan Teknologi Inovasi Padi dari Institut Penelitian Padi Internasional (IRRI), di Istana Negara, Jakarta, Minggu (14/08/2022).

    Pemerintah juga telah membangun sejumlah infrastruktur di bidang pertanian, mulai dari bendungan, embung, hingga jaringan irigasi guna mendukung peningkatan hasil produksi pertanian nasional. Selain pembangunan infrastruktur, pemerintah juga memanfaatkan varietas-varietas unggul padi, melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi sehingga Indonesia dapat mencapai swasembada beras dengan produksi beras yang surplus selama tiga tahun terakhir.

Kondisi Pangan Indonesia Saat Ini

    Menurut informasi Perusahaan Umum Badan Usaha Logistik atau Perum Bulog, Indonesia telah menyiapkan pasokan pangan domestik dari ancaman krisis sejak beberapa tahun silam. Salah satu kebijakan yang telah disiapkan pemerintah adalah menyediakan pasokan pupuk intensifikasi pangan yang berhasil meningkatkan produksi beras. 

    Kepala Divisi Pengadaan Komoditi Perum Bulog, Budi Cahyanto, mengatakan stok beras yang dikelola Perum Blog saat ini sudah melebihi batas aman atau sekitar 1,1 juta ton. Perum Bulog optimis dapat menjaga ketersediaan cadangan beras dan jagung hingga 2024. Budi memprediksi cuaca di dalam negeri akan cenderung basah selama dua tahun ke depan sehingga produksi beras dan jagung di dalam negeri akan terus swasembada. 

    Di samping itu, Budi menghimbau masyarakat tidak perlu khawatir terkait berkurangnya pasokan gandum dari Ukraina dan Rusia karena mayoritas gandum yang diimpor dari kedua negara tersebut digunakan untuk pakan ternak, bukan untuk konsumsi manusia. Menurut keterangannya Perum Bulog berencana akan mengurangi konsumsi gandum dengan membangun pabrik tepung berbahan baku sagu. 

Lalu Bagaimana Menurut Kalian, Apakah Indonesia Sudah Benar-Benar Aman Dari Ancaman Krisis Global?

https://fraksi.pks.id/2022/08/13/ancaman-krisis-pangan-global-melanda-indonesia-jangan-lupa-penerapan-keamanannya/

https://republika.co.id/berita/rgqiib5125000/waspada-krisis-pangan-di-depan-mata

https://www.menpan.go.id/site/berita-terkini/dari-istana/presiden-jokowi-tegaskan-komitmen-jamin-ketercukupan-pangan-nasional 

https://dunia.tempo.co/read/1605022/dunia-dibayangi-krisis-pangan-apa-itu-krisis-pangan-dan-sebabnya#:~:text=Penyebab%20terjadinya%20krisis%20pangan%20bermacam,dan%20kenaikan%20bahan%20baku%20industri 

https://katadata.co.id/yuliawati/berita/62ff73f15f627/dunia-hadapi-krisis-pangan-bagaimana-daya-tahan-indonesia 

https://www.neliti.com/id/publications/28578/problematika-krisis-pangan-dunia-dan-dampaknya-bagi-indonesia

0 comments: